skip to main |
skip to sidebar
Kamu minum teh?
Teh celup atau teh tubruk?
Sudah tentu dengan alasan kepraktisan, banyak orang yang lebih memilih teh
celup. ^^
Sering Minum tapi ga tau Asal-Usulnya ? Gila banget .. hha
Baca ini segera.
Secara tidak sengaja teh celup ditemukan oleh Thomas
Sullivan, seorang pedagang teh dan kopi dari New York, dia mengirim sample teh
dalam kantong sutra kecil kepada para pelanggannya. Dia menggunakan kantong
sutra karena alasan ekonomis, kalau menggunakan kaleng, selain biaya
pembuatannya lebih mahal, teh yang dikemas juga harus lebih banyak.
Pada awalnya para pelanggan Thomas bingung dengan kemasan
baru ini. Mereka menganggap kemasan ini sama saja dengan teh yang dimasukkan
dalam saringan metal, mereka langsung melemparkan begitu saja kemasan tersebut
ke dalam air panas. Baru kemudian mereka menyadari bahwa ternyata kemasan
tersebut cukup praktis untuk menyeduh teh secara langsung. Mereka menganggap
ini lebih praktis karena tidak perlu membersihkan saringan teh atau teko.
Selesai diseduh, kemasan berikut tehnya bisa langsung dibuang. Lama-kelamaan
permintaan sample teh dalam kemasan makin banyak, dan pada akhirnya Thomas
Sullivan menyadari bahwa ini bisa menjadi dagangan yang menguntungkan. Teh
celupnya mulai dipasarkan secara komersial pada tahun 1904, dan dengan cepat
popularitasnya menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Akan tetapi, disadari pula, kemasan tersebut membawa
problem sendiri: Kualitas aroma dan rasa. Daun teh, membutuhkan ruangan untuk
mengembang, sehingga bisa mengeluarkan aroma dan rasa yang optimal. Solusinya
adalah membuat kemasan lebih besar, dan daun teh yang digunakan ukurannya yang
paling kecil. Ukuran ini dikenal dengan nama Fanning dan Dust yang merupakan
tingkat terendah dari kualifikasi kualitas teh. Ukuran yang kecil menyebabkan
zat tannin lebih cepat keluar, sehingga menimbulkan rasa pahit.
Bagaimanapun, aroma dan rasa terbaik akan keluar dari
hasil seduhan loose tea atau teh tubruk. Jadi kalau kamu memang ingin
meningkatkan apresiasi kamu terhadap teh, mulailah beralih ke loose tea. Dari
segi kepraktisan, memang lebih repot. Tetapi ritual penyeduhan teh merupakan
bagian dari seni teh itu sendiri. Dan jangan lupa untuk tidak membiarkan ampas
teh tetap di dalam teko atau cangkirmu.
0 komentar:
Posting Komentar